Luqmanul Hakim
adalah salah satu dari dua diantara manusia di muka bumi, yang bukan nabi dan
bukan rasul, namun nama dan kisah hidupnya telah diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an, bahkan menjadi salah satu nama surah dalam Al-Qur’an, yakni: Surah
Luqman. Nama lainnya yang juga bukan nabi dan bukan rasul, tetapi diabadikan oleh Allah SWT
menjadi nama surah dalam Al-Qur’an, ialah: Surah Maryam.
Menurut riwayat yang lebih kuat, seperti yang dikutip dalam sebuah artikel di situs jejakjejakjejak.wodpress.com, menjelaskan, Luqmanul Hakim bukanlah seorang nabi atau rasul, tapi ia hanyalah seorang manusia yang shaleh semata. Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian, berparas pas-pasan, hidung pesek, bibir tebal, dan berkulit hitam legam. Luqman merupakan sosok budak hina dan berkulit hitam, akan tetapi Allah SWT telah memberikan karunia dan mengabadikan namanya dalam Al-Qur’an, karena ketaqwaan dan keshalehannya. Ia juga seorang yang sangat mulia penuh hikmah dan kebijaksanan.
Oleh karena itu, maka Allah SWT
memberikan hikmah kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam
Al-Qur’an, yang artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah memberi kepada
Luqman, hikmat kebijaksanaan, (serta Kami perintahkan kepadanya): Bersyukurlah
kepada Allah (akan segala nikmatNya kepadamu) dan sesiapa yang bersyukur maka
faedahnya itu hanyalah terpulang kepada dirinya sendiri dan sesiapa yang tidak
bersyukur (maka tidaklah menjadi hal kepada Allah), kerana sesungguhnya Allah
Maha Kaya, lagi Maha Terpuji.“ (QS. Luqman: 12)
Tentang siapa Luqman sebenarnya?, memang masih belum ada kejelasan yang pasti, karena belum ditemukan dalil atau dasar yang kuat. Dalam beberapa riwayat masih terdapat perbedaan mengenai silsilah keturunan maupun profesi seorang Luqman, dan ia juga tidak mempunyai nas yang
kuat. Sebagian sejarawan menyebutkan, bahwa Luqman adalah seorang berdarah
Ibrani, sebagian lain menyebut, Luqman adalah seorang berdarah Habasyi. Ada
juga yang menyebut Luqman berdarah Nubi, salah satu suku di Mesir yang berkulit
hitam.
Ibnu Ishaq dalam sebuah Tarikh-nya menuturkan, bahwa Luqman bernama Luqman bin
Bau’raa bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar, ayah
Nabi Ibrahim as.
Al-Sohailli mengatakan, beliau adalah Luqman bin ‘Anqa’ bin Saron, dimana beliau mempunyai
keturunan dari Nabi-Nabi. Sementara menurut Sa’id bin Al-Mosaib : Luqman adalah kaum hitam dari keturunan Sudan
Mesir.
Wahab
bin Munabbih mengatakan, bahwa Luqman
adalah putra dari saudari kandung Nabi Ayyub as. Sementara menurut Muqatil,
Luqman adalah putra dari bibinya Nabi Ayyub as. Imam Zamakhsyari menguatkan
pendapat Muqatil, dengan mengatakan: Dia adalah Luqman bin Bau’raa putra saudari perempuan Nabi
Ayyub atau putra bibinya.
Riwayat
lain mengatakan, Luqman adalah cicit Azar ayahnya Nabi Ibrahim as. Luqman hidup
selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi Daud sebelum Nabi Daud
diangkat menjadi Nabi. Riwayat lain menuturkan, bahwa Luqman adalah qadhi pada
masa Bani Israil, sekaligus konsultannya Nabi Daud as.
Dalam hal profesinya beliau, juga masih terdapat perbedaan pendapat. Khalid ar-Rib’i mengatakan,
bahwa Luqman adalah seorang budak belian dari Habasyi yang berprofesi sebagai
tukang kayu. Sementara riwayat lain mengatakan,
bahwa Luqman adalah Tukang Jahit. Riwayat lain mengatakan, beliau adalah seorang pencari
Kayu Bakar, ada juga yang mengatakan beliau sebagai seorang Gembala, dan ada yang mengatakan beliau adalah Tukang Kayu.
Namun
perbedaan pendapat mengenai siapa dan apa profesi dari seorang Luqman, bukanlah
merupakan hal yang mendasar untuk
diperselisihkan. Riwayat dan cerita-cerita tentang kehidupan seorang Luqman tidak
mempunyai bukti atau dalil yang kuat untuk menjadi dasar. Apa yang terpenting
ialah bahwa beliau adalah seorang manusia shaleh yang diberi hikamah kebijaksanaan
oleh Allah SWT, sehingga kisah keteladanannya diabadikan di dalam Al-Qur’an untuk
menjadi contoh dan suritauladan bagi sekalian umat manusia di muka bumi.
Jumhur Ulama mengatakan, beliau adalah seorang Wali
yang dikurniakan oleh Allah kebijaksanaan yang disebut sebagai hikmah. Apa yang
penting ialah pengajaran yang beliau bawa yang menjadi pelajaran kepada manusia
sejagat. (baca juga: siapa-lukman-al-hakim)
Banyak contoh-contoh kemulian dan kisah keteladanan Luqmanul Hakim yang dapat menjadi pelajaran dan hikmah untuk kita
semua. Dari sekian banyak wasiat-wasiat luqman bahkan ribuan, namun dalam
kesempatan ini saya hanya akan share sepuluh
wasiat atau nasihat-nasihat Luqman untuk putra-putranya sekaligus juga untuk
kita semua yang tercantum dalam al-Qur’an.
Menurut hasil studi analisa dalam sebuah artikel di situs hanafianshory, dan dirilis kembali oleh kameyol.wordpress.com, Hanafi Anshory menjelaskan : bahwa berdasarkan
al-Qur'an surah Luqman ayat 13, 16, 17, 18, dan 19 penulis berpandangan bahwa
pada ayat-ayat tersebut terdapat sepuluh nasihat Lukman al-Hakim kepada
anaknya. Adapun sepuluh nasihat tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Nasihat Agar Tidak Musyrik kepada Allah SWT
Disebutkan kisahnya oleh firman Allah SWT, yang artinya: "Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13)
Disebutkan kisahnya oleh firman Allah SWT, yang artinya: "Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13)
Luqman berpesan kepada anaknya sebagai orang yang paling disayanginya dan paling berhak mendapat pemberian paling utama dari pengetahuannya. Oleh karena itulah, Luqman dalam nasihat pertamanya berpesan agar anaknya menyembah Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun seraya memperingatkan kepadanya. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an surah Luqman ayat 13 tersebut diatas, yang artinya : "...Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar...." (QS. Luqman: 13).
2. Nasihat Agar Memegang Teguh Ketauhidan
Pesan Luqman al-Hakim yang kedua agar anaknya memegang teguh ketauhidan, seperti disebutkan oleh firman-Nya dalam Al-Qur'an, yang artinya : "(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS. Luqman: 16).
3. Nasihat Agar Mendirikan Shalat
Pesan Luqman al-Hakim selanjutnya adalah agar anaknya senantiasa mendirikan shalat, seperti disebutkan oleh firman-Nya dalam Al-Qur'an, yang artinya : "Hai anakku, Dirikanlah shalat...." (QS. Luqman: 17)
'Aqimish-shalaata, dirikanlah shalat, lengkap dengan batasan-batasan, fardhu-fardhu, dan waktu-waktunya. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).
4. Nasihat Agar Memiliki Keberanian Memerintah kepada Kebaikan
Pesan Luqman al-Hakim yang keempat adalah agar anaknya memiliki keberanian untuk memerintah manusia untuk berbuat baik. Firman Allah SWT, yang artinya : "...dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik...." (QS. Luqman: 17)
5. Nasihat Agar Memiliki Keberanian Mencegah Kemungkaran
Pesan Lukman al-Hakim yang kelima adalah agar anaknya memiliki keberanian untuk mencegah orang-orang yang berada di sekitarnya berbuat kemungkaran. Firman Allah SWT, yang artinya :"...dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar...." (QS. Luqman: 17).
6. Nasihat Agar Bersabar Terhadap Musibah yang Menimpa
Pesan Luqman al-Hakim yang keenam adalah agar anaknya bersabar terhadap musibah yang menimpa. Firman Allah SWT, yang artinya: "...dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (QS. Luqman: 17).
Karena sesungguhnya untuk merealisasikan amar ma'ruf dan nahyi mungkar, pelakunya pasti akan mendapat gangguan dari orang lain. Oleh karena itulah, dalam pesan selanjutnya Lukman memerintahkan kepada anaknya untuk bersabar.
7. Nasihat Agar Tidak Bersikap Sombong terhadap Orang Lain
Pesan Luqman al-Hakim yang ketujuh adalah agar anaknya jangan memalingkan muka dari manusia karena sombong, merasa diri paling tinggi derajatnya dari orang lain. Firman Allah SWT, yang artinya : "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)...." (QS. Luqman: 18)
Makna yang dimaksud ialah hadapkanlah wajahmu ke arah mereka dengan penampilan yang simpatik dan menawan. Apabila orang yang paling muda di antara mereka berbicara denganmu, dengarkanlah ucapannya sampai dia menghentikan penbicaraannya. Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. (Jamaal 'Abdul Rahman : 2005 : 344).
8. Nasihat Agar Tidak Angkuh dalam Menjalani Hidup
Pesan Luqman al-Hakim yang kedelapan adalah agar anaknya tidak angkuh dalam menjalani hidup. Firman Allah SWT, yang artinya : "...dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman: 18)
Berjalan di muka bumi dengan angkuh, ialah cara berjalan dengan langkah yang angkuh dan sombong dan enggan untuk bercampur gaul dengan orang lain (disebabkan kesombongannya itu). Cara berjalan yang sombong adalah indikasi akan lupa dirinya seorang hamba kepada Dzat Allah SWT (yang hanya Dia yang berhak untuk sombong). (Sayyid Qutb : 1992 : 2790).
Manusia menjalani hidup diantaranya dengan berjalan menelusuri relung-relung kehidupan setiap harinya. Luqman al-Hakim mengajarkan kepada anaknya untuk tetap tawadlu' (rendah hati) dan tidak takabbur (sombong) diantanya dengan menekankan agar dalam cara berjalan tidak berjalan dengan angkuh dan sombong.
9. Nasihat Agar Menyederhanakan Cara Berjalan
Pesan Luqman al-Hakim yang kesembilan adalah agar anaknya menyederhanakan cara berjalan. Nasihat kesembilan ini berserta nasihat ketujuh, kedelapan dan kesepuluh adalah sama-sama menekankan untuk tidak berlaku sombong dan menanamkan sifat tawadlu' kepada anak-anaknya.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, yang artinya : "Dan sederhanalah kamu dalam berjalan...." (QS. Luqman : 19)
Nasihat Luqman al-Hakim yang kesembilan ini adalah sesuai dengan salah satu sifat 'Ibaadu'r-Rahmaan (hamba-hamba yang baik dari Tuhan yang Maha Penyayang). Firman Allah SWT, yang artinya : "Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. Al-Furqan: 63)
10. Nasihat Agar Melunakkan Suara
Nasihat Luqman yang terakhir kepada anaknya seperti yang terdapat dalam Qur'an surat Luqman adalah agar anaknya melunakkan suara dalam berbicara dengan orang lain. Firman Allah SWT, yang artinya : "...Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman: 19).
Menurut
Ibnu abbas ra, waghdud min shautik, yakni rendahkanlah suarmu dan
janganlah bersuara dengan keras (tanpa alasan yang baik). (Al-Fairuzabadi : tt
: 345).
Menurut al-Maraghi, waghdud min shautik, yakni kurangilah dari nada suara dan ringkaslah dalam berbicara, dan janganlah meninggikan suaramu ketika tidak ada keperluan apapun untuk meninggikannya, karena hal itu adalah tindakan yang dipaksakan oleh yang berbicara dan dapat mengganggu diri dan pemahaman orang lain. (Al-Maraghi : 1974 : 86).
Sumber Rujukan:
Menurut al-Maraghi, waghdud min shautik, yakni kurangilah dari nada suara dan ringkaslah dalam berbicara, dan janganlah meninggikan suaramu ketika tidak ada keperluan apapun untuk meninggikannya, karena hal itu adalah tindakan yang dipaksakan oleh yang berbicara dan dapat mengganggu diri dan pemahaman orang lain. (Al-Maraghi : 1974 : 86).
Sumber Rujukan: