27 September 2012

Pengertian Dzikir Dan Keutamaannya

Pengertian Dzikir 

Dzikir menurut bahasa berasal dari kata dzakara yang artinya “ingat”. Kata dzikir mengambil dari mashdarnya dzikron, kemudian terkenal dengan istilah dzikir. Mashdar dzikir artinya tempat/sumber pengambilan dzikir yang kita peroleh dan kita amalkan. Terdapat dua tempat/sumber pengambilan dzikir, yakni: dzikir yang  sumber pengambilannya dari Al-Qur'an atau Assunah disebut Ma'tsur,  dan dzikir yang sumber pengambilannya dari para ulama Tasawuf atau Ahli Hikmah yang tidak ada didalam Al-Qur'an atau Assunah, yang disebut Gairu Ma'tsur.

Pengertian menurut syari'at, dzikir adalah mengingat Allah dengan etika tertentu yang sudah ditentukan dalam Al Qur’an dan Hadits, dengan maksud untuk mendekatkan diri kepada-Nya, mensucikan hati dan mengagungkan Allah SWT. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaran-Nya, sehingga kita dapat terhindar dari penyakit sombong dan takabbur. (pengertian-dzikir-dan-doa)


Sementara dzikir menurut konteks bahasa, mengandung beberapa pengertian, mengandung arti "Menceritakan" (QS. Maryam: 56), "Al-Qur'an" (QS. Al-Anbiya: 50), "Shalat" (QS. Al Baqarah: 239), "Wahyu" (QS. Al Qamar: 25) dan sebagainya. 

Arti Dzikir sebenarnya adalah suatu cara/media untuk menyebut/mengingat nama Allah, jadi semua bentuk aktivitas yang tujuannya mendekatkan diri kepada Allah dinamakan dzikir seperti shalat (QS. Thoha: 14), tetapi lebih spesifik lagi dzikir dibatasi dengan kata mengingat Allah dengan lisan dan hati. Dalil berdzikir (QS. Al Ahzab: 41). (QS. Al Baqarah: 152). 

Dzikir menurut Imam Nawawi Al Bantaniyu dalam kitabnya Al Adzkar, bahwa dzikir itu dapat dilakukan dengan lisan dan hati. Tingkatan dzikir akan menjadi lebih sempurna jika dilakukan dengan keduanya (lisan dan hati). Jika harus memilih diantara kedua hal tersebut, maka menurutnya lebih afdhol dilakukan dengan hati saja sesuai dengan sunnah Rosulullah s.a.w. Namun beliau masih berpegang teguh bahwa dzikir lebih utama dilakukan dengan keduanya, sebab dikhawatirkan akan muncul penyakit riya’ jika dilakukan dengan hati saja. Jadi, dzikir dengan hati dan lisan itu harus tetap dilakukan dengan niat semata-mata karena Allah SWT. (Al-Adzkar: 6) 

Dzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara, dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun, baik dengan duduk, berdiri, ataupun berbaring, kecuali ditempat yang dilarang dan bernajis atau tidak sesuai dengan kesucian Allah, seperti di WC atau ketika orang sedang junub dan wanita sedang Haidh, ataupun orang yang sedang melakukan kemasiatan. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, yang artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, itu semua adalah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai pemikiran -yakni suka menggunakan akal fikirannya-. (yaitu) orang-orang yang suka berdzikir kepada Allah, baik sambil berdiri atau duduk ataupun dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 190-191).

Dalil-dalil Tentang Perintah Dan Keutamaan Dzikir :
Firman Allah SWT, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS. Al-Ahzab: 41-42)

Firman Allah SWT, yang artinya: “Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.”  (QS. Al-Insaan: 25-26)

Firman Allah SWT, yang artinya: ...."Dan sesungguhnya berdzikir kepada Allah itu adalah lebih besar -keutamaannya-." (QS. Al-'Ankabut: 45)

Firman Allah SWT, yang artinya: "Maka berdzikirlah (ingatlah) kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat (pula) padamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152)

Firman Allah SWT, yang artinya: "Dan berdzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan takut dan bukan dengan suara keras, di waktu pagi dan petang dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai" (QS. Al-A'raf: 205)

Firman Allah SWT, yang artinya: ...."Dan berdzikirlah engkau semua kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, supaya engkau semua beruntung." (QS. Al-Jumu'ah: 10) 

Firman Allah SWT, yang artinya: "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, .....dst..., laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab: 35)

Rasulallah s.a.w. bersabda : "Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik, yang paling tinggi dalam derajatmu, paling bersih di sisi Robbmu serta lebih baik dari menerima emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka memotong lehermu?" Para sahabat lalu menjawab, "Ya." Nabi saw berkata,: "Dzikrullah." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) 

Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. dari Nabi s.a.w,, sabdanya: "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir kepada-Nya, ialah seperti orang yang hidup dan orang yang mati." (HR. Bukhari dan Muslim) 

Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama dzikir ialah lafaz 'Laa ilaha illallah'." (HR.Tirmidzi)

Rasulallah s.a.w. bersabda : "Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, sesungguhnya Al Qur'an dan Dzikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan." (HR. Ad-Dailami) 

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kalau saya mengucapkan: Subhanallah walhamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu akbar, maka itu adalah lebih saya sukai daripada apa saja yang matahari terbit atasnya -yakni lebih disukai dari dunia dan seisinya ini." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa mengucapkan: La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir -dalam sehari seratus kali, maka ia memperoleh pahala yang menyamai dengan memerdekakan sepuluh orang hamba sahaya, juga untuknya dicatatlah sebanyak seratus kebaikan dan dihapuskanlah dari dirinya sebanyak seratus keburukan, juga ia dapat memperoleh penjagaan dari godaan syaitan pada harinya itu sampai waktu sore...." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w. bersabda : "Barangsiapa yang membaca Subhanallah tiap sehabis shalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali, dan membaca Alhamdudillah sebanyak tiga puluh tiga kali, dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tiga puluh tiga kali, dan untuk menyempurnakan keseratusnya ia membaca: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun banyaknya itu seperti buih dilautan." (HR. Muslim)

Rasulallah s.a.w. bersabda : "Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya "Laa ilaha illallah". Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan "Alhamdulillah", jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan "Astaghfirullah" dan jika ditimpa musibah dia berkata "Inna lillahi wainna ilaihi roji'uun." (HR. Ad-Dailami) 

Manfaat Dan Keutamaan Dzikir.

Setiap dzikir yang dibaca oleh seseorang mempunyai manfaat yang besar didunia dan akhirat. Bagi seseorang yang senantiasa melakukan dzikir, maka diakhirat kelak akan mendapat pahala sebagai balasannya adalah Syurga. Didunia, dzikir dapat menenangkan jiwa dan dapat dijadikan sebagai renungan yang aplikasinya adalah taqwa.

Menurut para ahli Hikmah: Asma Allah atau Al-Quran itu setiap hurufnya  mempunyai 'khadam' yang tersembunyi didalamnya yang suatu saat khadamnya dapat dipanggil dan diperintah oleh orang yang berdzikir. "Jangan engkau katakan "ALIF-LAM-MIM" satu rangkaian huruf akan tetapi Alif Lam Mim adalah Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf "Nabi menjelaskan bahwa setiap satu huruf Al-Qur'an yang dibaca mengandung pahala jika dibaca dengan benar, jika dibaca dengan salah maka Al-quran tersebut malah mengutuknya.

Ahli Hikmah menganggap bahwa semua huruf  "Hijaiyyah" itu disamping mengandung pahala juga mempunyai 'khadam', karena Al-Qur'an, dzikir, doa, Asma Allah dan bacaan lainnya itu tersusun dari huruf-huruf Hijaiyyah tersebut. Sebenarnya khadam yang ada pada dzikir adalah para Malaikat yang selalu mendekati orang yang sedang ber-dzikir. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an yang artinya : "Tidaklah sekelompok orang berdzikir kepada Allah disatu majlis melainkan mengelilingi malaikat dan menurunkan rahmat kepada mereka, maka Allah ingat kepada mereka siapa saja yang ada disisinya". (QS. Ali Imran: 104).

Dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati. Dzikir dapat menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana. Dzikir membuat hati menjadi gembira dan lapang. Dzikir menguatkan hati dan badan, Dzikir menerangi hati dan wajah pun menjadi bersinar. Hati itu ada yang keras. Kerasnya hati dapat dilembutkan dengan berdzikir pada Allah. Oleh karena itu, siapa yang ingin sembuh dari hati yang keras, maka perbanyaklah dzikir pada Allah SWT.

Dzikir akan mendekatkan diri seseorang pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan orang yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihatnya. 

Dzikir akan mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.

Dzikir akan semakin menambah ma’rifah (pengenalan pada Allah). Semakin banyak dzikir, semakin bertambah ma’rifah seseorang pada Allah.

Dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.

Dengan dzikir akan menyebabkan lisan menjadi semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.

Dzikir adalah ro’sul umuur (inti segala perkara). Siapa yang dibukakan kemudahan dzikir, maka ia akan memperoleh berbagai kebaikan. Siapa yang luput dari pintu ini, maka luputlah ia dari berbagai kebaikan.

Dzikir akan menjadikan kesulitan itu menjadi mudah, suatu yang terasa beban berat akan menjadi ringan, kesulitan pun akan mendapatkan jalan keluar.

Dengan berdzikir, seseorang akan semakin dekat  pada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin ia lalai dari dzikir, maka ia pun akan semakin jauh dari-Nya. Orang yang berdzikir akan semakin dekat dengan Allah dan bersama dengan-Nya, yakni kebersamaan yang khusus, bukan hanya sekedar Allah itu bersama dalam arti mengetahui atau meliputi hamba-Nya. Namun kebersamaan ini menjadikan lebih dekat, mendapatkan perwalian, cinta, pertolongan dan taufik dari Allah.


Sumber Rujukan :